I.
LATAR BELAKANG
Pada umumnya suatu motor dapat diartikan sebagai suatu pesawat yang dapat
mengubah energi tertentu menjadi energi gerak. Sedangkan yang dimaksud dengan
motor bakar adalah mesin kalor dimana gas panas diperoleh dari proses
pembakaran di dalam mesin itu sendiri dan langsung dipakai melakukan kerja
mekanis untuk menjalankan mesin tersebut.
Dalam sejarah perkembangannya, kurang lebih seratus tahun sejak dibuat
untuk pertama kalinya motor bakar torak adalah penggerak mula yang ringan dan
kompak.
Dewasa ini motor bakar torak mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, hampir semua orang menikmati manfaatnya misalnya dalam
bidang transportasi, penerangan, pertanian, industri dan sebagainya.
Pada dasarnya masalah yang akan dibahas dalam pengujian motor bakar adalah
pembakaran dalam yang terdiri dari pengujian motor diesel empat langkah dengan
beberapa pengamatan tentang karakteristik dan performance suatu mesin pada
kondisi putaran konstan, throttle konstan dan beban konstan.
II. TUJUAN PENGUJIAN
Menganalisa
variasi
pembukaan throttle
dan putaran poros konstan dengan pembebanan bervariasi terhadap prsetasi mesin
diesel dengan parameter-parameter sebagai berikut :
a)
Perbandingan
antara bahan bakar dan udara dalam silinder (AFR)
b)
Besarnya
tekanan yang diberikan secara efektif (Mep)
c)
Laju
aliran sesuai dengan kapasitas siliinder (Mth)
III. TEORI DASAR
Motor Diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin,
proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api melainkan dengan injeksi bahan bakar. Pada
langkah isap hanya udara saja yang masuk kedalam selinder. Pada waktu torak hampir mencapai Titik Mati Atas (TMA)
bahan bakar diinjeksikan kedalam selinder, terjadilah proses penyalaan
(pembakaran) pada saat udara didalam selinder bertekanan tinggi karena pengaruh
langkah kompresi, sehingga temperatur udara dalam selinder mencapai titik nyala
dari bahan bakar yang diinjeksikan. Motor diesel disebut juga Compression Ignation Engine.
Keterangan:
a.
Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor
spesifik yang konstan;
b.
Langkah isap (0-1) merupakan tekanan-konstan, torak
bergerak dari TMA ke TMB;
c.
Langkah kompresi (1-2) ialah proses isentropik torak
bergerak dari TMB ke TMA;
d.
Proses pembakaran tekanan konstan (2-3) dianggap sebagai
proses pemasukan kalor pada tekanan-konstan, torak mulai bergerak dari TMA ke
TMB;
e.
Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropik, torak
bergerak dari TMA ke TMB;
f.
Proses
pembuangan (4-1) dianggap proses pengeluaran kalor pada volume konstan;
g.
Langkah buang (1-0) ialah proses tekanan konstan, torak
bergerak dari TMB ke TMA;
h.
Siklus dianggap tertutup, artinya siklus ini berlangsung
dengan fluida kerja yang sama atau, gas yang berada didalam selinder pada waktu
langkah buang, tetapi pada waktu langkah isap berikutnya akan masuk sejumlah
fluida kerja yang sama.
Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan sangat sukar dilaksanakan oleh
karena itu dalam perhitungan perancangan siklus motor Diesel yang modern
biasanya digunakan siklus udara tekanan terbatas sebagai pendekatan.
Siklus udara tekanan terbatas (siklus gabungan)
Apabila pemasukan kalor pada suatu siklus dilaksanakan baik pada
volume-konstan maupun pada tekanan-konstan, siklus tersebut dinamai siklus
tekanan-terbatas atau siklus gabungan. Gambar 2. melukiskan diagram P vs v
siklus ini. Pada gambar itu terlihat proses pemasukan kalor berlangsung selama
proses (2-3a) sampai (3a-3).
Gambar 2
Dalam siklus diatas langkah isap (0-1) dimisalkan memiliki tekanan sama
dengan langkah buang (1-0). Kedua langkah tersebut diatas sebenarnya memiliki
tekanan yang berbeda.
Siklus Aktual
Dalam kenyataannya tiada satu siklus pun yang merupakan siklus tekanan
konstan, atau siklus tekanan terbatas. Tetapi boleh dikatakan antara efisiensi
siklus udara dan siklus sebenarnya terdapat hubungan tertentu, yaitu pada
efisiensi indikatornya:
hi Diesel » 0,75 – 0,85 htekanan-konstan
» 0,65 – 0,80 hvolume-konstan
dimana,hi Diesel » 0,40 – 0,55
Gambar. 3
Penyimpangan dari siklus udara (ideal) itu terjadi karena
dalam keadaan yang sebenarnya terjadi kerugian yang antara lain disebabkan oleh
hal berikut:
1.
Kebocoran fluida kerja karena penyekaan oleh cincin torak
dan katup tak dapat sempurna;
2.
Katup tidak dibuka tepat di TMA dan TMB karena
pertimbangan dinamika mekanisme katup dan kelembaban fluida kerja. Kerugian
tersebut dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan
dengan besarnya beban dan kecepatan torak;
3.
Fluida kerja bukanlah udara yang dapat dianggap sebagai
gas ideal dengan kalor spesifik yang konstan selama proses siklus berlangsung;
4.
Pada motor bakar torak yang sebenarnya, pada waktu torak
berada di TMA, tidak terdapat pemasukan
kalor seperti siklus udara. Kenaikan tekanan dan temperatur fluida kerja
disebabkan oleh proses pembakaran antara bahan bakar dan udara di dalam
selinder;
5.
Proses pembakaran memerlukan waktu jadi, tidak
berlangsung sekaligus. Akibatnya proses pembakaran berlangsung pada volume dan
ruang bakar yang berubah-ubah karena gerakan torak. Dengan demikian, proses
pembakaran harus sudah dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak
mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah torak bergerak
kembali dari TMA menuju TMB. Jadi, proses pembakaran tidak dapat berlangsung
pada volume atau pada tekanan yang konstan. Di samping itu pada kenyataannya
tidak pernah terjadi pembakaran tidak sempurna. Karena itu daya dan
efisiensinya sangatlah bergantung pada perbandingan campuran bahan bakar-udara,
kesempurnaan bahan bakar-udara itu bercampur, dan saat penyalaan;
6.
Terdapat kerugian kalor yang disebabkan oleh perpindahan
kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin, terutama pada langkah kompresi,
ekspansi dan pada waktu gas buang meninggalkan selinder. Perpindahan kalor
tersebut terjadi karena terdapat perbedaan temperatur antara fluida kerja dan
fluida pendingin. Fluida pendingin diperlukan untuk mendinginkan bagian mesin
yang menjadi panas, untuk mencegah bagian tersebut dari kerusakan.
7.
Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang
dari dalam selinder ke atmosfir sekitarnya. Energi tersebut tak dapat dimanfaatkan
untuk melakukann kerja mekanik;
8.
Terdapat kerugian energi karena gesekan antara fluida
kerja dengan dinding sekitarnya.
Berdasarkan semua hal diatas, bentuk diagram P vs v dari
siklus yang sebenarnya tidak sama dengan bentuk diagram siklus ideal. Siklus
sebenarnya tidak pernah merupakan siklus volume konstan, siklus tekanan konstan
atau siklus tekanan terbatas (gambar 2). Menunjukkan bentuk diagram P vs v dari
sebuah motor bakar torak 2-langkah dan 4-langkah yang sebenarnya.
Karena semua penyimpangan tadi menimbulkan kerugian
energi, hendaknya diusahakan agar siklus yang sebenarnya itu mendekati siklus
udara yang ideal. Siklus yang ideal pada saat ini biasa dipakai dalam
perhitungan perancangan atau penaksiran.
Periode Pembakaran Mesin Diesel
Gambar. 4
Proses pembakaran pada motor Diesel tidak terjadi sekaligus, tetapi
memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahap. Disamping itu penyemprotan
bahan bakar juga tidak dapat dilaksanakan sekaligus tetapi berlangsung antara
15o – 20o sudut engkol sebelum Titik Mati Atas (TMA).
Gambar 5
Pada motor bakar torak yang lazim, yaitu motor bakar
torak yang mempergunakan batang penggerak dan poros engkol, gerak torak
TMA-TMB-TMA itu memutar engkol satu kali (360o sudut engkol). Karena
itu motor 4-langkah adalah motor bakar torak yang melengkapi siklusnya (dengan
satu kali pembakaran) selama dua putaran poros engkol, sedangkan motor
2-langkah adalah motor bakar torak yang melengkapi siklusnya dalam satu putaran
poros engkol.
SISTEM KEMUDI
Sistem
kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara,membelokkan roda depan.
Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini
memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk menggerakkan
roda depan melalui sambungan-sambungan kemudi (steering linkage).
Ada dua model sistem kemudi yang umum
digunakan pada mobil,yaitu:
1. model recirculating ball
2. model rack dan punion
Kolom kemudi (steering column)
Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat
main shaft ke bodi. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergigi.
Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat
main shaft ke bodi. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergigi.
Di ujung inilah roda kemudi diikat
dengan sebuah mur. Bagian-bagian dari kolom kemudi ditunjukkam pada
Roda gigi kemudi (steering gear) Roda gigi kemudi selain berfungsi mengarahkan
roda depan, juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk memperbesar momen
agar kemudi menjadi ringan dan gangguan-gangguan terhadap roda tidak langsung
dirasakan oleh pengemudi.
Ada beberapa jenis roda gigi kemudi, tetapi
yang banyak digunakan dewasa ini adalah jenis recirculating ball
Janis recirculating ball digunakan
pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komercial sedangkan jenis rack dan pinion digunakan
pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.
sambunbungan-sambungan
kemudi (steering linkage)
Walaupun mobil bergerak
naik-turun, gerakan roda kemudi harus dapat diteruskan ke roda·roda dengan
sangat tepat (akurat) setiap saat, untuk ilu diperlukan sambungan-sambungan
kemudi (steering linkage. Babarapa model sambungan·sambungan kemudi suspensi
rigid
suspensi independen
Power steering
Sistem power steering direncanakan
untuk mengurangi tenaga pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah dem
menyesuainya pada tingkat tertentu bila kendaraan bererak mulai kecepatan sedang
sampai kecepatan tinggi.
Pada sistem power steering
terdapat bosster hidraulis yang ditempatkan di bagian tengah mekanisme
kemudi.Power steering model integral
memperlihatkan mekanisme power
steering model
integral. Bagian utamanya terdiri atas tangki reservoir (berisi fluida),vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi control valve, power pinton, dan steerig gear (jenis recirculating balt). pipa-pipa yang mcngalirkan fluida dan selang-selang fleksibel.
integral. Bagian utamanya terdiri atas tangki reservoir (berisi fluida),vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi control valve, power pinton, dan steerig gear (jenis recirculating balt). pipa-pipa yang mcngalirkan fluida dan selang-selang fleksibel.
Power sfeering model rack dan
pinion Power steering model ini mekanismenya sama dengan model integral, tetapi
control valvenya termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di
dalam power cylinder.
roda
Output terakhir dari tenaga putar
mesin adalah pada roda. Sambil memikul berat kendaraan roda juga berfungsi
meredam kejutan kejutan dan menambah kenyamanan pengendara. Roda dapat dibagii menjadi
dua bagian, yaitu pelek roda (disc wheel dan ban (tire).
Pelek roda
Memperlihatkan sebuah model velg
roda yang banyak
digunakan pada mobil penumpang. Velg roda dipasangkan pada poros roda (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam baut. Baut-baut
digunakan pada mobil penumpang. Velg roda dipasangkan pada poros roda (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam baut. Baut-baut
Ban adalah bagian mobil yang
barsentuhan langsung dengan permukaan jalan. Selain berfungsi meredam kejutan,
ban juga bertugas menjejak dengan gaya geseknya pada jalan selama kendaraan
berjalan, membelok, dan saat pengereman.
Menurut konstruksinya ban dapat
dibedakan menjadi ban bias
dan ban radial
dan ban radial
Ban bias mengasilkan jalannya kendaraan lebih
lembut, tetapi kemampuan membelok dan ketahanan ausnya kurang. Ban radial
menghasilkan kemampuan membelok dan kemampuan kecepatan tinggi yang baik serta
tahanan gelindingnya rendah.Daya tahan ausnya lebih tinggi dibanding ban biasa.
Tetapi pada jalan yang tidak rata dengan kecepatan rendah, ban radial lembut dirasakan
pengendara. Menurut penampungan isi udaranya, dapat dibedakan menjadi ban biasa
dan ban tubles
Pada ban biasa, udara ditampung pada
ban dalam. Katup atau pentilnya bersatu dengan ban dalam.Bila ban biasa
tertusuk benda tajam maka akan langsung kempes. Pada ban tubles tidak terdapat
ban dalam, tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam yang kedap udara.
Katup atau pentilnya langsung terpasang pada pelek. Bila ban tubles tertusuk
benda tajam, tidak langsung menjadi kempes (tekanan udaranya tidak turun
seketika) karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri.
C a s t e r
Caster adalah sudut antara king pin dengan garis vertikal yang dilihat dari samping kendaraan
Caster adalah sudut antara king pin dengan garis vertikal yang dilihat dari samping kendaraan
Bila miringnya ke arah belakang
disebut caster positif sebaliknya bila miringnya ke arah depan disebut caster
negatif. Pada umumnya yang dipakai adalah caster positif karena dapat
menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi
setelah membelok lebih baik.
King pin inclination
Garis sumbu yang melalui ball
joint atas dan ball joint bawah disebut steering axis (sumbu kemudi). Sumbu ini
dimiringkan ke arah dalam sekitar 5-7°. Kemiringan ini dinamakam king pin
inclination. Dengan adanya king pin inclination bersama-sama dengan camber,
maka jarak (offset) akan menjadi sangat kecil, sehingga kemudi akan lebih
ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan dapat berkurang. Di samping
itu, dengan adanya king pin inclination dapat dihasilkan daya balik kemudi dengan ,memanfaatkan berat
kendaraan.
Toe-in
Bila dilihat dari atas, roda-roda depan terlihat menyudut kearah dalam di bagian depan
Bila dilihat dari atas, roda-roda depan terlihat menyudut kearah dalam di bagian depan
Yang dimaksud toe-in adalah selisih antara
jarak A dan B (toe-in = B - A). Biasanya selisih ini diatur 2 - 6 mm. Bila
jarak bagian depan (A) lebih besar daripada jarak bagian belakang (B) disebut
toe-out
Bila roda-roda depan memiliki camber positif maka bagian atas roda mlring mengarah ke luar, sehingga roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil berjalan lurus dan akan terjadi side slip yang berakibat ban cepat aus. Untuk mencegah hal ini maka diatasi oleh adanya toe-in.
Bila roda-roda depan memiliki camber positif maka bagian atas roda mlring mengarah ke luar, sehingga roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil berjalan lurus dan akan terjadi side slip yang berakibat ban cepat aus. Untuk mencegah hal ini maka diatasi oleh adanya toe-in.
penyetelan toe-in, cember; dan caster Pada
model suspensi independen, besarnya toe-in distel oleh tie-rod kiri dan kanan,
sedangkan besar sudut camber dan caster distel dengan menambah atau mengurangi
shim yang disisipkan pada upper arm rangka. Pada model suspensi tetap (satu
poros), toe-in distel dengan mengubah-ubah tie-rod yang panjang, sedangkan
besar caster distel dengan menyisipkan busi tirus (bentuk baji) antara pegas
daun dan rumah poros.
IV.
METODE DAN PROSEDUR PENGUJIAN
A.Metode Pengujian
a. Sebelum menjalankan mesin,sambungkan aki sebagai
sumbe aus kemudai pasang termokopel untuk mengukur gas buang dan bahan bakar sudah harus ada
didalam tangki, untuk menjamin cukupnya bahan bakar.
b. Pompa air dijalankan untuk
mensirkulasikan air pendingin mesin sampai putaran motor stabil.
c. Mesin motor diesel dioperasikan
dengan memutar kunci keposisi on dan dibiarkan selama 2 – 3 menit
d. Mesin dibiarkan beroperasi 2 – 3
menit agar minyak pelumas dapat bersikulasi dengan baik.
e. Katup udara (throttel) dibuka pada bukaan 20% sampai putaran konstan yang
diinginkan yaitu 1400 rpm.
f. Setelah kec. Putaran stabil, keran
bahar bakar ditutup, ketika bahan bakar sampai pada garis pertama tabung gelas
ukur, stopwatch diaktifkan hingga bahan
bakar turun pada garis akhir tentang gelas ukur 50 cc, lalu stopwatch
diaktifkan.
g. Mencatat nilai waktu pemakaian
bahan bakar, Twb, Tdb, Tip, Top, manometer, beban, debit air pendingin dan
temperatur gas buang dalam tabel.
h. Keran bahan bakar dibuka setelah
waktu pemakaian bahan bakar dicatat agar bahan bakar kembali mengisi gelas
ukur.
i. Mengulangi poin 5 – 8 untuk bukaan
trottle yang lain yaitu 20%,25%,30%,35% dan 40%.
j. Setelah pengambilan data selesai,
beban diputar keposisi nol dengan menurunkan bukaan throttel.
k. Mesin dimatikan dengan
dikembalikan ke posisi nol.
B. Lengkapi gambar Motor Diesel serta Fungsi dan Kegunaannya
Keterangan gambar :
1.
Reservoir
bahan bakar
2.
Pembuangan
bahn bakar
3.
Selang
penduga
4.
Selang
pengembalian
5.
Kepala
silinder
6.
Saluran
gas buang (exhaust)
7.
Katup
buang (outlet valve)
8.
Nosel
9.
Katup
isap (inlet valve)
10. Penyaring udara
11. Penyaring bahan bakar
12. Selang bahan bakar
13. Blok silinder
14. Water jacket
15. piston
16. Cincin kompresi
17. Cincin pelumas
18. Pena piston
19. Batang piston (connecting rod)
20. Pompa bahan bakar
21. Selang tekanan tinggi
22. Transmisi
23. Gigi cam
24. Poros cam
25. Poros engkol
26. Pena engkol
27. Penduga pelumas
28. Pembuang pelumas
29. Bak uji
30. Roda gila (fly wheel)
Fungsi alat :
- Tempat bahan bakar, digunakan untuk menyimpan bahan bakar
sebelum digunakan untuk pemakaian pada mesin
- Kran bahan bakar, digunakan
untuk menutup dan membuka saluran dari tangki bahan bakar ke ruang mesin.
- Selang penduga, digunakan untuk melihat
jumlah bahan bakar yang masih tersisa di dalam tangki bahan bakar.
- Kran Selang
pengembalian, digunakan untuk mengembalikan sisa bahan bakar yang tidak digunakan
dalam proses pembakaran .
- Tutup silinder, digunakan
sebagai tempat kedudukan dari busi (motor bensin), pengabut (motor
diesel), katup-katup silinder, saluran isap, saluran buang dan lainnya .
- Saluran gas buang, digunakan
untuk membuang sisa hasil pembakaran.
- Katup buang, digunakan sebagai katup
untuk membuang sisa hasil pembakaran yang kemudian disalurkan ke saluran
buang.
- Pengabut, digunakan untuk
mengabutkan bahan bakar agar bahan bakar dapat menghasilkan tekanan yang
tinggi yang dapat terjadi proses pembakaran dalam ruang mesin.
- Katup isap, digunakan sebagai katup yang mengisap
udara dari atmosfer yang digunakan bersama-sama bahan bakar untuk
melakukan proses pembakaran.
10. Penyaring udara, digunakan untuk
menyaring udara yang msuk kedalam ruang bakar agar kotoran tidak masuk.
11.
Penyaring bahan bakar, digunakan untuk menyaring bahan
bakar sebelum masuk ruang bakar.
12.
Selang bahan bakar, digunakan untuk menyaluran bahan
bakar dari tangki ke ruang mesin.
13.
Blok silinder, digunakan untuk tempat perpindahantenaga
panas menjadi tenaga mekanik dengan gerakn bolak-balik karena ekspansi dan
kompresi.
14.
Air pendingin, digunakan untuk flida pendingin agar mesin
tidak mengalami overheating.
15.
Torak, digunakan untuk menekan campuran bahan bakar
dengan udara agar dapat terjadi proses pembakaran dalam silinder.
16.
Cicin kompresi, digunakan untuk mencegah kebocoran pada
tekanan tinggi dalam ruang bakar.
17.
Cincin pelumas, digunakan untuk mengikis kelebihan oli
pada dinding silinder dan mencegah minyak pelumas tidak masuk ke dalam ruang
bakar.
18.
Pena torak, digunakan untuk menghubungkan torak
dengan ujung batang torak.
19.
Batang
torak, digunakan untuk menghubungkan torak dengan poros engkol.
20.
Pompa
bahan bakar, digunakan untuk memompa abahn bakar dari tangki ke ruang bakar.
21.
Selang
tekanan tinggi, digunakan untuk menyalurkan tekanan tinggi dari ruang mesin.
22.
Regulator,
digunakan untuk mengatur tekanan dalam ruang bakar.
23.
Gigi
kam, untuk mentransmisi daya dari poros engkol.
24.
Poros lonjong /camshaft, untuk mengatur buka tutup katup.
25.
Poros engkol,digunakan untuk mengubah gerakan lurus
torak yang diperoleh torak didalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak
putar dengan melalui batang-batang torak dan menjaga pergerakan torak dalam
langkah-langkah selanjutnya
26.
Pena engkol, menghubungkan batang torak dengan poros
engkol.
27.
Penduga pelumas, alat untuk mengecek tinggi rendahnya
pelumas dalam mesin.
28.
Pembuang pelumas, untuk membuang pelumas saat akan
diadakan penggantian pelumas.
29.
Kotak engkol, tempat meletakkan poros engkol.
30.
Roda gila,berfungsi untuk menyimpan energi untuk membsntu
poros engkol berputar dalam melakukan gerakan putar.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
A. Komponen yang tidak bergerak
1. Blok silinder
Blok silinder sebagai bentuk dasar kerja mesin dan
biasanya dibuat dari cast iron tetapi belakangan ini banyak juga blok silinder
yang terbuat dari aluminium dengan maksud untuk mengurangi berat dan menambah
panas radiasi.
Beberapa silinder disusun pada blok mesin yakni blok
silinder yang bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder dan bagian bawahnya
membentuk ruang engkol ( crankase ) untuk pemasangan poros engkol, sumbu nok
dan mekanisme katup. Pada sisi blok silinder dibuatkan bagian-bagian untuk pemasangan
kelengkapan seperti starter, alternator, pompa bensin, dan distributor.
a.
Silinder
b.
Pelapis silinder
Bila dinding
silinder yang terbuat dari cast iron telah menjadi aus dan pengeboran tak
mungkin dilakukan maka pelapis silinder ditambahkan. Adapun bebarapa macam
pelapis silinder yakni : Pelapis silinder
basah dan pelapis silinder kering.
c.
Jumlah silinder
Mesin digolongkan atas dua macam berdasarkan jumlah silindernya yakni mesin
yang bersilinder tunggal dan mesin yang bersilinder banyak. Pada umunya mesin
memiliki jumlah silinder 2 sampai 12. Mesin dibawah 1000 cc mempunyai 2 atau 4
silinder, 1900 sampai dengan 2000 cc mempunyai 4 atau 6 silinder.
d.
Susunan silinder
Silinder ini tersusun dalam satu garis memanjang, model v dan model
horizontal ataupun modelnya berlawanan arah.
a. Model satu garis
Silinder disusun satu garis pada sebuah blok silinder dan
biasanya terdapat pada mesin dengan jumlah silinder 4 atau 6 buah.
b. Model V
Blok silinder dibuat dalam bentuk V dan pada blok ini
silinder tersusun lurus pada kedua bagian blok silinder. Silinder – silinder
yang ada pada kedua belah pihak menghadap ke arah poros engkol, 8 silinder dan
terdiri atas 4 silinder tiap sisinya.
c. Model horizontal berlawanan arah
Silinder silinder ini disusun dalam satu garis horizontal
dan mesin model ini umumya banyak digunakan pada bis-bis yang dipasangkan di bawah
lantai.
- Bak engkol
Bagian bawah
blok silinder disebut bak engkol (crankcase) pada bagian atasnya dibuat
sedemikian rupa untuk pemasangan bantalan poros engkol, yang dijamin oleh
bantalan-bantalan poros engkol bagian bawah
dan kapnya sebagian besar pada mesin, sumbu nok (camshaft) juga dipasang
searah (paralel) dengan poros engkol dan dan dijamin dengan bantalan-bantalan
sumbu nok (camsahft bearing). Kegunaan dari karter adalah untuk menampung
minyak mesin, terbuat dari baja yang dipress. Pada bak engkol juga dilengkapi dengan
pipa ventilasi untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara. Karter dibaut di bagian
bawah bak engkol dan diantaranya diselipkan gasket.
2. Kepala silinder
B. Komponen yang bergerak
1. Torak (Piston)
- Konstruksi torak
Konstruksi torak seperti terlihat pada gambar. Kepala torak biasanya
berbentuk datar tetapi ada juga yang berbentuk cekung yakni untuk mesin 2 tak
dan pada sisinya diberikan celah untuk
pemasangan cincin dengan jumlah 2 atau 3 celah, diberikan bos pada
bagian engah torak untuk duduknya pen torak.
- Model torak
Sudah banyak usaha yang telah dilakukan agar piston itu dapat
berfungsi seefektif mungkin.
- Torak model tepi
Torak model ini dipotong bagian
bawahnya tetapi tidak pada side trust. Hal ni dilakukan untuk mengurangi bobotnya
dan seminimal mungkin untuk mengurangi gesekan.
- Torak autotermis
- Torak lonjong
2. Pen Torak
Guna pena torak untuk
menghubungkan torak dengan ujung batang torak. Pen torak ini terbuat dari pipa
untuk mengurangi berat, dan pada kedua sisinya dijamin oleh bos-bos yang
terdapat pada torak.
Untuk mencegah agar pen torak tidak keluar dari torakdipasangkan sesuatu
dengan beberapa metode sebagai berikut.
- model setengah
bebas memikul (semi floting type)
- fyxed type
3. Ring Piston (cincin torak)
Ring piston ini dibuat dari besi khusus dan diberi
potongan untuk memudahkan pemasangan kedalam alur pegas yang terdapat pada
torak. Diameter luar pegas sedikit besar dari diameter torak.
4. Batang torak
Merupakan bagian yang menghubungkan torak dengan poros engkol.
- Konstruksi batang torak
Batang torak secara berulang-ulang bekerja dengan penuh kekuatan menerima
beban oleh karena itu batang torak dibuat dari baja spesial.
Bagian batang torak yang berhubungan dengan pen torak disebut small end dan
bagian yang besar disebut big end. Big end dibuat dalam bentuk split yang
dipasangkan pada kranpin yang diikatkan dengan baut-baut yang terbuat dari
logam khusus. Pada batang torak ini dari small end ke big end dibuatkan lubang
pelumas. Lubang pelumas baru akan terbuka apabila torak berada di TMA.
- Bearing cap
Tutup bantalan adalah tengah bagian bawah dari ujung besar bagian torak
yang mempunyai sisi pelapis bantalan (bearing linear). Tutup bantalan disebut
juga tutup batang torak .
5. Poros engkol ( crank shaft )
Poros engkol merupakan bagian yang mempunyai tugas penting untuk mengubah
gerakan lurus torak yang diperoleh torak didalam silinder pada gerak kerja
menjadi gerak putar dengan melalui batang-batang torak dan menjaga pergerakan
torak dalam langkah-langkah selanjutnya.
- Konstruksi poros engkol
Poros engkol terdiri atas crank journal yang didukung oleh
bantalan-bantalan utama crankase bermain dan merupakan pusat putaran yang mana pada crank pin ini dipasangkan
batang torak dan crank arm yang menghubungkan antara crankjournal dan crankpin.
Sebagai tambahan diberikan balance weight untuk menjamin keseimbangan
perputaran.
- Bentuk poros
engkol dan urutan pengapian
Pada mesin 4 tak hanya ada satu kali langkah kerja yang diperoleh dari
empat kali langkah dalam satu silinder. Untuk itulah perlu dibentuk poros
engkol agar menjamin perputaran poros tetap lembut yang disesuaikan dengan
urutan pengapiannya pada mesin yang bersilinder banyak.
Urutan terjadinya pembakaran disebut urutan pengapian. Urutan ini
dinyatakan dalam bentuk nomor silinder dimana pengapian pertama terjadi pada
silinder no 1 .
Terdapat banyak urutan pengapian yang berbeda beda pada mesin 4 langkah
yang bersilinder banyak diantaranya, yaitu
a.
tipe pertama 1-2-4-3
b.
tipe kedua 1-3-4-2
6.
Penyemprot Bahan Bakar
Penyemprotan
bahan bakar ke dalam silinder dilaksanakan dengan menggunakan sebuah alat yang
dinamai penyemprot bahan bakar. Di
samping beberapa persyaratan lain yang diperlukan, bahan bakar yang
disemprotkan itu harus habis terbakar sesuai dengan prestasi yang diharapkan.
Dapat dikatakan fungsi penyemprot bahan bakar adalah:
1.
memasukkan
bahan bakar ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan;
2.
mengabutkan
bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan yang diminta; dan
3.
mendistribusikan
bahan bakar untuk memperoleh pembakaran sempurna dalam waktu yang ditetapkan.
Tekanan udara di dalam silinder sudah sangat
tinggi (35-50) ketika bahan bakar disemprotkan. Dengan sendirinya tekanan
penyemprotan haruslah lebih tinggi dari tekanan udara tersebut. Kelebihan
tekanan itu juga diperlukan untuk memperoleh kecepatan penyemprotan (kecepatan
bahan bakar keluar dari penyemprot) tertentu, yaitu sesuai dengan derajat
pengabutan yang diinginkan. Besarnya kecepatan penyemprotan ini dapat
dinyatakan dengan persamaan,
C = CD
di
mana,
C = kecepatan penyemprotan, m/detik
CD = koefisien aliran
g = percepatan grafitasi, m/detik2
gf =
berat jenis bahan bakar, kg/m3
Makin besar kecepatan penyemprotan makin
tinggi derajat pengabutannya. Kecepatan tersebut dapat mencapai 400 m/detik
dengan tekanan penyemprotan 70 – 1000 kg/cm2. Dengan sendirinya
konstruksi dan harga system penyemprotan bertambah mahal, sesuai dengan tekanan
penyemprotan yang digunakan. Komponen penyemprot yang mengatur bentuk pancaran
bahan bakar dinamai nosel. Ada
beberapa macam nosel; dua diantaranya, yang banyak digunakan pada motor Diesel
modern adalah nosel katup jarum dan nosel
pasak seperti terlukis pada gambar di bawah ini :
Kedua jenis nosel ini berbeda bentuk ujung
katupnya. Kabut bahan bakar yang keluar dari nosel katup jarum berbentuk
kerucut sedangkan dari nosel pasak berbentuk selubung kerucut. Nosel katup
jarum dapat berlubang satu atau lebih, berdiameter sangat kecil kira-kira 0,25
mm atau lebih sedikit. Diameter lubang nosel pasak bisa sampai 3 mm.
Boleh
dikatakan, nosel katup jarum pada umumnya digunakan pada motor Diesel dengan
ruang bakar terbuka sedangkan nosel pasak banyak digunakan pada motor Diesel
dengan ruang bakar kamar muka.
Tekanan
penyemprotan dihasilkan oleh pompa bahan bakar tekanan tinggi. Melalui pipa
tekanan tinggi yang berdiameter antara 1,5 – 4 mm (bergantung pada jumlah bahan
bakar yang harus disemprotkan) bahan bakar mengalir ke penyemprot dan akhirnya
masuk ke ruang tekanan di dalam nosel.
Di dalam nosel, katup menutup lubang nosel
karena adanya gaya pegas yang besarnya dapat diatur sesuai dengan tekanan
penyemprotan yang dikehendaki. Apabila gaya bahan bakar yang ada di dalam ruang
tekanan tersebut lebih besar daripada gaya pegas, katup nosel akan terangkat
sehingga lubang nosel terbuka. Dengan kecepatan tinggi mengalirlah bahan bakar
ke dalam silinder melalui lubang nosel.
Jadi,
bahan bakar barulah dapat masuk ke dalam ruang bakar apabila tekanannya cukup
besar untuk melawan gaya pegas yang menekan katup nosel itu.
7.
Pompa Bahan Bakar Tekanan Tinggi
Berikut ini adalah pompa bahan bakar tekanan
tinggi yang banyak dipakai pada system pompa pribadi. Fungsi pompa bahan bakar
adalah memasukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar pada saat yang telah
ditetapkan dalam jumlah sesuai dengan daya yang harus dihasilkan.
Penekanan akan terjadi
apabila hubungan antara ruang disebelah atas plunyer dan ruang isap ada dalam
tertutup.Kapasitas pompa diatur dengan jalan mengubah (memutar) posisi plunyer
terhadap lubang hisap,yaitu mengatur posisi plunyer terhadap lubang hisap.Jdi
panjang langkah plunyer,adalah konstan;tetapi dengan jalan memutar plunyer,kita
mengaturnya saat berrakhirnya langkah tekan.Pada kapasitas (lihat gambar),ruang
di atas plunyer selalu berhubungan dengan ruang isap.Sedangkan saat
penyemprotan bahan bakar ke dalam ruang bakar dapat diatur dengan jalan
mengubah posisi poros (kam) pompa relatif terhadap poros engkol.
8.
Busi Pemanas
Busi atau glow plug adalah peranti
untuk mengabutkan
bahan bakar agar mudah bercampur dengan udara dan mudah terjadi proses pembakaran. Busi pemanas ini terletak dekat
dengan ujung nossel.
9.
Pompa Minyak
Pompa
minyak menghisap minyak dari bak oli dan menyalurkan ke seluruh bagian-bagian
mesin. Saringan minyak dipasangkan pada lubang masuk pompa oli (Oil Pump Inlet)
untuk menyaring kotoran-kotoran. Pompa minyak digerakkan oleh batang
distributor atau sumbu nok (camshaft gear). Pompa minyak yang banyak digunakan
antara lain :
a. Pompa
model roda gigi (Gear Pump Type)
Pompa
model roda gigi ini terdiri dari body dan dua buah roda gigi yang berkaitan di
dalam body. Bila salah satu dari roda gigi ini berputar, maka roda gigi lainnya
akan berputar berlawanan arah. Karena itu minyak pelumas yang terdapat di
antara celah-celah roda gigi dan body didesak keluar dari lubang masuk (inlet)
ke lubang buang (outlet). Pompa minyak ini mempunyai konstruksi yang sederhana
dan dapat bekerja dengan baik.
b. Pompa
Model Rotor (Rotor Type Pump)
9.1 Pengatur Tekanan Minyak (Oil Pressure Regulatror)
Bila
mesin bekerja dengan putaran tinggi, maka pompa minyak akan menyalurkan minyak
yang berlebihan. Pengatur tekanan minyak berfungsi mengatur tekanan minyak agar
tidak terjadi penyaluran yang berlebihan.
Pengatur
tekanan minyak ini terdiri dari katup yang biasanya berbentuk bola (Steel Ball)
beserta pegasnya yang dipasangkan pada saluran minyak yang terdapat pada pompa
minyak. Bila minyak mengalir dalam keadaan normal, lubang bypass tertutup oleh
katup. Tetapi bila jumlah minyak yang mengalir bertambah, tekanan minyak naik
dan akan membuka katup sehingga kelebihan minyak akan mengalir kembali ke bak
oli melalui lubang bypass.
9.2 Sistem Ventilasi
Sistem
ventilasi ini berfungsi untuk menjaga kekentalan dan kemurnian minyak pelumas.
Suhu di dalam bak engkol akan naik pada saat mesin bekerja. Pada keadaan ini
bahan-bahan yang tidak terbakar beserta air akan berada dalam kondisi uap
(vapor). bahan-bahan tersebut harus segera dibuang. Untuk itu dipasangkan pipa
ventilasi yang menghubungkan bak engkol dengan udara luar.
9.3 Saringan Oli (Oil Filter)
Dalam
jangka waktu tertentu minyak pelumas akan kotor. Hal ini diakibtkan adanya
partikel-partikel logam, kotoran dari udara (debu), karbon, dan bahan-bahan
lainnya yang masuk ke dalam minyak pelumas tersebut. Akibatnya akan memperbesar
keausan dan kemungkinan terjadinya panas yang berlebihan (overheating).
Saringan minyak biasanya dipasangkan di
bagian luar mesin untuk memudahkan penggantian elemen saringan.
9.4 Batang pengukur minyak
Pada
batang pengukur tersebut terdapat huruf F dan huruf L. Bila minyak
terlihat berada di antara F dan L
berarti volumenya cukup. Di atas F berarti berlebihan sedangkan di bawah L
berarti kurang dan harus ditambah.
10. Katup
Katup
di mana campuran udara
bensin masuk disebut katup hisap
(
Intake Valve ) dan tempat di mana gas buang keluar disebut katup buiang (
Exhaust Valve ). Setiap silinder mempunyai katup hisap dan katup buang.
Katup-katup harus tahan terhadap panas, dibuat dari bahan yang tahan terhadap
panas, seperti Nickel Chrome ( Baja Chrom Nickel ).Pada umumnya katup berbentuk
seperti jamur dan disebut Poppet Valve.
Bagian-bagian Katup
- Katup mempunyai bentuk kerucut 45 derajat atas 30
derajat. Bila katup tertutup, katup akan menempel dengan rapat pada
dudukan katup. Katup hisap biasanya mempunyai diameter lebih besar
daripada katup buang dengan maksud dapat menambah efisiensi pengisian.
- Batang
katup
Batang
katup dibuat untuk bergerak di dalam penghantar batang katup ( Valve Stem Guide
). Karena itulah katup harus dapat bergerak dengan baik. Pada bagian bawah
batang katup terdapat alur untuk tempat pemasangan Spring Retainer.
Pengerak-pengerak
katub
- Pegas
Katup
Pegas katup adalah
sebuah pegas spiral yang bekerja menutupkan katup. Kebanyakan mesin dilengkapi
dengan satu pegas pada setiap katup, tetapi ada juga yang menggunakan dua buah
pegas yang mempunyai tegangan yang berbeda. Apabila tegangan pegas
lemah, kemungkinan gas akan keluar dari katup dan tenaga mesin menjadi kurang.
2.Nok dan Sumbu
Nok ( Cam and Camshaft )
Valve Lifter
ditempatkan di atas nok dan membuat gesekan turun naik, menurut bentuk nok. Bila gerakan ini
dapat dipindahkan ke katup dengan beberapa link, katup juga akan bergerak ke
atas dan ke bawah. Bentuk nok menentukan gerak lifternya, atau dengan kata
lain, keadaan membuka tutupnya katup.
Camshaft
terdiri atas nok yang diperlukan. Banyaknya nok disesuaikan dengan jumlah
katup-katup. Nok dibuat sesuai dengan sudut-sudut yang telah ditentukan dengan
urutan-urutan pengapian dan masa kerja katup. Camshaft juga dilengkapi deangan
sebuah roda gigi untuk menggerakkan distributor dan sebuah nok untuk
menggerakkan pompa bensin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar